Tanda penyakit jantung-stroke sering kali tidak disadari karena muncul dalam bentuk yang tidak biasa, seperti kelelahan berlebihan atau kesemutan. Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Sayangnya, banyak orang mengabaikan gejala awal karena dianggap sepele. Artikel ini mengulas gejala tak biasa, faktor risiko, dan langkah pencegahan untuk meningkatkan kewaspadaan Anda terhadap ancaman kesehatan ini.
Baca juga: Keluhan Nyeri Leher Meningkat Tajam Sejak Pandemi, Ini Penyebabnya
Gejala Tak Biasa yang Perlu Diwaspadai
Penyakit jantung dan stroke tidak selalu ditunjukkan dengan gejala klasik seperti nyeri dada atau kesulitan bernapas. Menurut para ahli, beberapa tanda penyakit jantung-stroke justru muncul dalam bentuk yang tidak terduga. Berikut beberapa di antaranya:
- Kelelahan ekstrem: Merasa lelah tanpa sebab jelas, bahkan setelah istirahat cukup.
- Gangguan penglihatan: Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan sementara di satu mata.
- Kesemutan atau mati rasa: Terutama pada lengan, kaki, atau wajah, sering di satu sisi tubuh.
- Pusing mendadak: Hilang keseimbangan atau sulit berjalan tanpa alasan jelas.
- Sakit kepala hebat: Muncul tiba-tiba, terutama jika disertai mual atau pingsan.
Dr. Andi Wijaya, kardiolog dari RS Jantung Harapan Kita, menjelaskan, “Gejala ini sering diabaikan karena tidak langsung dikaitkan dengan jantung atau stroke. Padahal, deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.”
Mengapa Tanda Penyakit Jantung-Stroke Sulit Dikenali?
Banyak tanda penyakit jantung-stroke yang tidak khas karena tergantung pada kondisi individu, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan. Misalnya, wanita lebih sering mengalami gejala seperti mual, sesak napas, atau nyeri rahang dibandingkan nyeri dada klasik yang umum pada pria. Selain itu, gaya hidup modern, seperti stres tinggi dan kurang olahraga, turut memperburuk risiko tanpa disadari.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, penyakit kardiovaskular menyumbang lebih dari 30% kematian di Indonesia pada 2023. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi sering menjadi pemicu, tetapi gejala awalnya kerap tidak terdeteksi. Oleh karena itu, pemahaman tentang gejala tidak biasa menjadi sangat penting.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Ancaman
Beberapa faktor dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami penyakit jantung atau stroke. Faktor-faktor ini meliputi:
- Hipertensi: Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah secara perlahan.
- Kebiasaan merokok: Nikotin mempersempit arteri dan meningkatkan risiko penyumbatan.
- Obesitas: Berat badan berlebih membebani jantung dan pembuluh darah.
- Stres kronis: Memicu pelepasan hormon yang merusak sistem kardiovaskular.
- Riwayat keluarga: Genetik berperan besar dalam risiko penyakit ini.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dan pola makan tinggi lemak jenuh juga mempercepat kerusakan pembuluh darah. Dengan demikian, perubahan gaya hidup menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko.
Langkah Pencegahan untuk Hindari Penyakit Jantung-Stroke
Untuk mencegah tanda penyakit jantung-stroke berkembang menjadi kondisi serius, langkah pencegahan harus dilakukan sejak dini. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan:
- Periksa kesehatan rutin: Ukur tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara berkala.
- Pola makan sehat: Konsumsi sayur, buah, dan lemak sehat seperti alpukat atau kacang-kacangan.
- Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti jalan cepat atau bersepeda.
- Kelola stres: Praktikkan meditasi atau yoga untuk menjaga kesehatan mental.
- Hindari rokok: Berhenti merokok untuk mengurangi risiko penyumbatan arteri.
Sebagai tambahan, jika Anda mengalami gejala tak biasa seperti yang disebutkan, segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) atau CT scan dapat membantu mendeteksi masalah jantung atau stroke lebih awal.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Publik
Kurangnya kesadaran tentang tanda penyakit jantung-stroke menjadi tantangan besar di Indonesia. Banyak masyarakat masih menganggap gejala seperti pusing atau kelelahan sebagai hal biasa. Padahal, tanda-tanda ini bisa menjadi sinyal awal masalah serius. Kampanye kesehatan publik, seperti yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, terus mendorong pentingnya edukasi tentang penyakit kardiovaskular.
Baca juga: Pendaki Puncak Everest Pertama Indonesia Clara Sumarwati Berpulang
“Jangan menunggu gejala berat muncul. Deteksi dini dan gaya hidup sehat adalah kunci,” kata Dr. Andi Wijaya. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan sebelum terlambat.
Penutup: Jangan Abaikan Tanda Penyakit Jantung-Stroke
Tanda penyakit jantung-stroke yang tidak biasa, seperti kelelahan ekstrem atau gangguan penglihatan, sering kali luput dari perhatian. Namun, kewaspadaan terhadap gejala ini dapat menyelamatkan nyawa. Dengan memahami faktor risiko dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda bisa mengurangi ancaman penyakit kardiovaskular. Ke depan, edukasi kesehatan perlu terus digalakkan agar masyarakat lebih peka terhadap sinyal tubuh mereka. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala mencurigakan, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.